sebuah coretan,catatan kecil dari tanah argopuro

09 Desember 2007

Hidup tak selamanya memakai logika matematika

Pernahkah kita berpikir tidak menggunakan logika matematika dalam menjalani hidup ? Dalam menjalani hidup, kita terbiasa menggunakan logika matematika dalam bertindak. Segalanya akan dipautkan dengan angka, bilangan..ada satu kisah yang saya baca yang sangat bagus didalam salah satu koran “entah”, terbitan berapa saya juga tidak tahu, karena saya menemukannya ketika sudah berubah menjadi potongan pembungkus nasi, didermaga penyebrangan Jawa ujung timur.

Kisah didalam cerita tersebut berawal dari, seseorang, sebut saja Pak Arif. Dengan penghasilan pas-pasan sebagai pekerja tidak tetap serta dua orang anak yang bersekolah dibangku SMA, dia tidak pernah mengeluh tentang kekurangan materinya. Selalu saja kebutuhannya bisa terpenuhi.

Bahkan sering masih membantu belanja kedua orang tuanya. Yang membedakan Pak Arif, dia sangat memahami “hakikat dibalik materi”. Menurutnya uang yang dikeluarkan setiap bulannya melebihi penghasilannya. Bahkan secara matematika sampai 3 kali lipat gajinya. Ketika hal ini ditanyakan, beliau mengatakan “Hidup tidak seluruhnya matematika dan angka. Ada dimensi nonmatematis dan diluar angka logis”. Kita sering terjebak dengan perhitungan angka. Jika hanya tertuju pada gaji saja, maka akan menjadi pribadi individu, pelit bahkan tamak karena berapa pun jumlahnya tidak akan pernah merasa cukup.

Bagaimana bersedekah, untuk diri sendiri saja tidak cukup. Hal ini terjadi karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. JIka kita punya uang sepuluh ribu, maka makan bakso habis enam ribu, es campur tiga ribu, yang seribu diberikan kepada pengemis, berapa sisanya ? Sebagian besar pasti menjawab habis.

Tetapi Pak Arif menjawab, masih ada uang. Coba keluar dari logika matematika dan tinggalkan pola pikir itu untuk beralih ke logika sedekah. Uang yang satu ribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, uang itu bisa berlipat menjadi puluhan ribu bahkan menjadi tak terhingga lantaran doa keberkahan untuk kita yang keluar dari mulut pengemis.

Itu baru satu pengemis, bagaimana jika memberi lebih dari satu pengemis. Doa itu dicatat malaikat dan didengar oleh Allah SWT sebagai amal baik dan penolong kita di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itu milik kita abadi. Sementara semangkok bakso dan es campur, ujung-ujungnya masuk ke WC

Sedekah memang berat, dan hanya sanggup dilakukan oleh mereka yang merasa cukup. Bukan Kaya. Orang yang berlimpah harta tetapi tidak mau bersedekah, hakikatnya seperti orang miskin. Sebab masih saja merasa kurang, serta enggan membagi hartanya. Nasihat Pak Arif, sedekah tidak akan menjadikan miskin. Tetapi akan menjadikan kaya. Juga jangan terikat keterbatasan gaji. Percayalah pada keluasaan rejeki serta lihatlah kebawah


8 komentar:

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ mengatakan...

setuju dgn Nasihat Pak Arif, ^^::^^sedekah tidak akan menjadikan miskin. Tetapi akan menjadikan kaya^^::^^

sedekah kok di omongin N di rekeN..^^ sedekah itu seperti org buang hajat itu aja...(maksudku hajat di sini kayak org buang air besar itu)^^ ga' usah di fikirin N ga' usah di omongiN..^^O^^""iklas""

::aku ga' tahu harus bilang apa di sini...^^iya hidup ga' selamanya memakai logika matematika,logika matematika ttp di gunakan dlm batas-batas tertentu aja...^^yupi coz klo ga' di perhitungin takutnya "besar pasak dr pada tiang"hehee salah bnr ini??

tp bila kita mensyukuri nikmat keajaiban itu pasti ada..^^ sesuatu yg ga' mungkin itu akan mjd mungkin..^^O^^ klo di nalar kita ga' akan cukup..toch kenyataan bs cukup juga..^^O^^,^^usaha,amal,iklas,N syukur^^ AMIEEN

Agaz mengatakan...

emang bener.. banyak sedekah akan membawa banyak berkah.. apalagi kita banyak beramal kepada anak yatim dan para janda.. insyaAllah apapun yang kita inginkan akan terkabul.. setuju gelly??

ichal mengatakan...

betul !!

saya kebetulan banyak temen yg suka bersedekah, memang dia tidak begitu rajin menunaikan shalat 5 waktu, tapi sangat rajin bersedekah (memang ini juga masih kurang benar), tapi hikmahnya,,, dengan bersedekah,, dia selalu saja mendapat rezeki yang tidak terduga.

disitulah "kekuatan sedekah"!!

icHaaWe mengatakan...

setoojooo.....
jd inget waktu aku kuliah dijerman dulu...sering ajah susahnya...duit yg dikirim dr jakarta selalu ajah gak cukup.
yg herannya setelah orang saya cerita,kalo baru ajah kasih orang sedekah..eh tiba2 adaaa aja orang2 yg saya kenal dijerman kasih saya sesuatu..entah itu makanan, baju, uang... subhanallah... gimana besaranya efek dr sedekah ituh

GJ mengatakan...

Ah, jadi malu aku. Ternyata aku masih selalu menggunakan metode matematika dalam menjalani hidup (untung-rugi). Jadi ingat sebuah nasehat teman "keberuntungan kita tidak diukur melalui apa yang kita dapatkan tetapi dinilai dari manfaat yang ada pada diri kita"
hiks...sedang disini aku masih sibuk mengumpulkan rupiah lupa sedekah. :(

adekjaya mengatakan...

# gelly :betul sist, usaha, amal, ikhlas dan selalu bersyukur..
# Agaz : melu2 gelly iki kowe gaz..hehehe
# Bang Ichal : kekuatan sedekah yang sangat besar ya bang..
# Mbak Icha : wah, dulu kuliah di german ya?
# Matahari : ga perlu malu..semua adalah proses kok..nanti juga berjalan dengan sendirinya..

Dony Alfan mengatakan...

Terima kasih sudah diingatkan. Menjadi kere bukan berarti kita kehilangan semangat untuk saling memberi, dan itu tak hanya dalam wujud materi.