sebuah coretan,catatan kecil dari tanah argopuro

25 Desember 2007

Diary Akhir Tahun

Tahun menjelang usai, berganti dengan angka baru. Cerita-cerita lelah semoga segera terganti dengan harapan. Semakin bertambah hari, semakin tua pula umur negeri ini. Namun cerita kekerasaan nampaknya masih saja menghias lembar sejarah perjalanan bangsa. Budaya keramatamahan yang diwariskan oleh nenek moyang kita, budaya timur yang selalu diajarkan oleh para guru kita dulu..sekarang raib entah kemana. Bukan menyalahkan era reformasi, era demokrasi seperti sekarang. Namun budaya itu, budaya ramahtamah nampaknya semakin terkikis.

Setiap hari kita disuguhi tayangan kekerasan ditelevisi, tayangan kekerasan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Ada polisi menembak istrinya, ada istri yang membakar suaminya, aparat satpol PP yang bentrok dengan para pedagang PKL, Mahasiswa bentrok dengan aparat, Pilkada maupun Pilkades yang berbuntut kerusuhan karena jagonya kalah namapaknya sekarang menjadi semakin akrab ditelinga dan mata kita.

Bahkan ditingkat Elit Politik, para pemimpin bangsa ini, hal semacam itu telah menjadi hal yang umum, suatu pembenaran untuk mencapai kekuasaan. Coba lihat, sistem peradilan kita yang ditunggangi mafia peradilan, dimana maling ayam dihukum penjara sangat lama, sedangkan pelaku pembalakan liar dibiarkan bebas berkeliaran. Kalo dihukum toh, paling cuma sebentar. Atau paling baru, dapat kita lihat keputusan MA akan pengulangan Pilkada disulawesi selatan. Bukan memihak, tapi keputusan tersebut tidak relevan dengan lembaga semacam MA. Para petinggi agama pun, yang harusnya memberi pembelajaran yang baik terhadap umatnya, ikut terjun dalam kancah politik, akibatnya apabila beda pendapat yang mengakibatkan tubuh partai terpecah, ujung-ujungnya..suatu kemelut yang malah akan memberikan pembodohan kepada rakyat. Ingat, rakyat bangsa ini masih sangat mengagung-agungkan kaum ulama.

Bukankah ini adalah kemunduran bangsa ? ketimpangan dibalik segala pembangunan negeri ini. Sifat ramah tamah yang berubah menjadi bangsa yang beringas, menjadi orang purba kembali. Padahal kita marah apabila dibilang sebagai orang purba, karena kita hidup didunia modern. Dunia dimana semuanya menggunakan digital. Apakah bangsa kita yang belum siap menerima modernisasi tersebut atau justru kita yang tenggelam dengan modernisasi global sehingga perilaku ramah tamah tersebut menjadi berubah?

Aneh bin ajaib, kekerasan yang terjadi dibangsa ini,yang telah membudaya, tidak pernah ditanggapi serius oleh pihak penguasa maupun para ilmuwan. Bukankah masalah pembentukan sifat manusia dipengaruhi lingkungannya ?

“ Semut diseberang lautan tampak, namun gajah dikelopak mata tidak tampak” Kekerasaan yang terjadi diluar negeri, langsung direspon dengan demo-demo oleh bangsa ini, baik itu di iran, irak, atau palestina. Namun, jika menyangkut kekerasan yang didalam negeri, respon tersebut sangat kecil. Bangsa kita adalah bangsa “yang beragama” dimana dalam setiap agama mengajarkan agar hidup penuh kerukunan dan menjahui kekerasan. Namun sekarang, nampaknya bagsa ini doyan sekali menciptakan budaya kekerasan, budaya yang apabila tidak kita tanggulangi sekarang, akan menjadi warisan yang buruk terhadap anak cucu kita nantinya.

Semoga, dengan berganti angka tahun, bangsa ini membuka lembaran baru, yang membiarkan catatan hariannya diisi dengan kebajikan atas pembangunan bukan menoreh tinta merah dalam catatan tersebut.

13 komentar:

Anonim mengatakan...

MANA KEADILAN YANG KALIAN GEMBOR-GEMBOR KAN BANG SIAT...
JANGAN KAN MALING...
PENJUAL TOGEL AJA DIHUKUM 6 BULAN +MASA TAHANAN...
DAN ITU UNTUK PERTAMA KALI...
KALO UDAH YANG KEDUA ATO SELEBIHNYA... DIHUKUM 3 TAHUN PENJARA...
TAPI MANA HUKUMAN UNTUK PEJABAT-PENJAHAT YANG MENJUAL PULAU KITA KE BANGSA TETANGGA....

KOMEN INI MEMANG AKU TUJUKAN UNTUK KALIAN DI KURSI PERADILAN...
DAN KOMEN INI BERDASAR KENYATAAN YANG TERJADI...
VONIS YANG DIJATUHKAN UNTUK PENJAHAT KECIL PALING LAMA 1-3 BULAN...
TAPI KENAPA VONIS YANG HARUS DIJATUHKAN UNTUK MAFIA PEMERINTAHAN BISA SAMPAI SE-ABAD...

sori dek kebawa emosi neh...
aku paling benci sama mereka yang tidak bisa berlaku adil...

ichal mengatakan...

“ Semut diseberang lautan tampak, namun gajah dikelopak mata tidak tampak”

ini memang pepatah yang cocok sekali dgn keadaan kita.

kita terlalu sibuk mencari kekurangan orang lain, sehingga lupa kalo dalam negeri kita mash teramat sangat kurang.

untuk diary akhir tahunnya semoga lebih baik dari tahun kemarin!

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ mengatakan...

Tidak di pungkiri memang...N aku ga' bs berkata apapuN dgn keadaan seperti ini,seburuk apapun INDONESIA ttp wajahku...^^::^^
Memang rumah kita INDONESIA ini dach sekamin lapuk di makan usia jaman..^^::^^kebudayan timur^^ramah tamah memang sudah semakin terkikis N jangan merasa kita yg terburuk itu akan semakin membunuh diri sendiri^^udachlah memang seperti ini keadaannya,kita bercermin diri aja ^^::^^



:::: ^^::^^ :::
Wong cilik layaknya "WELCOME" keset di depan rumah itu,mau di injak mau di banting,ttp wae keset ga' iso berontak...dengan kenyataan seperti ini,apa harus berteriak,meneteskan air mata,berdoa lalu berdoa tanpa iktiar berjalankah...
berharap sampai kapan harapan ini akan pupus,ga' tahu aku bnr2 ga' tahu...^^::^^

Berharap,berdoa N berusaha di mulai dr diri kita aja semoga ga'semakin memperburuk keadaaN N tahun depan lbh baiK AMIENN

Anonim mengatakan...

Yang lain dah komen panjang-panjang. Aku cuma mo mengaminkan doanya Adek saja, semoga bangsa ini lebih maju dan berjaya di tahun-tahun mendatang...

Anonim mengatakan...

hiks..bangsa tercinta..

Anonim mengatakan...

Indonesiaku tercinta....teriring doa agar menjadi lebih baik di tahun yang akan datang....semua pasti juga pasti berharap demikian kan....

Anang mengatakan...

semoga tahun depan indonesia kita bangkit perlahan.. dan menemukan kembali masa keemasannya..... rakyat jdi hidup aman nyaman sejahtera dan terlindungi...... amin

Anonim mengatakan...

ayo... ayoo... tutup tahun dengan bakar ban di jalanan dan bikin hujan molotov sebagai ungkapan akumulasi kesumat sepanjang tahun ini..
(weleh opo to iki)

Anonim mengatakan...

Buka lembaran baru... dgn diary yang baru, semoga tulisan di dalamnya penuh dgn kisah menyenangkan...

Selamat Tahun Baru 2008

RoSa mengatakan...

memang suatu paradoks yang membikin hati menjadi miris...ketika sebagian orang berusaha menggapai gapai satu kemuliaan, tapi yang ditempuh adalah jalan penuh kenistaan...

semoga Allah tetap berkenan melimpahkan segala barokahNya di tahun untuk bangsa ini di tahun mendatang...Amin

Anonim mengatakan...

ritual yang selalu aku usahakan untuk dilakukan adalah tepat dipergantian tahun itu aku merenung/kilas balik/evaluasi atau apalah namanya, atas semua yang sudah aku lakukan dan belum aku lakukan di tahun yang baru lewat. lalu, mencoba membuat rencana kecil yang cukup aku dan Allah saja yang tau.

Selamat Tahun Baru 2008, Adek! Semoga di 2008 akan lebih baik untuk semua :)

Anonim mengatakan...

maka mulailah dari diri sendiri
:)

===
pa kabar dek? sihat ke?

Dony Alfan mengatakan...

Kita yang masih waras ini biasanya nggak ikut2an, eh bisa katut juga. Kethoke penak urip nang alas